Kamis, 17 Juli 2014



Asian Waterbird Census (AWC) merupakan suatu kegiatan pengamatan burung air tahunan yang dilakukan setiap minggu ke-2 dan 3 di bulan januari.  Acara ini sangat menantang sekali dikarenakan kondisi cuaca yang tidak stabil, dan isu-isu tentang banjir yang masih beredar sempat membuat acara ini gagal namun kami coba berkordinasi dengan pihak Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) ternyata disana baik-baik saja walau sempat beberapa hari yang lalu air naik.

Acara di mulai jam 09.00 WIB yang diikuti oleh beberapa kelompok pengamat burung salah satunya adalah Biological Bird Club (BBC). Kami disini melakukan sensus burung air di dua kawasan yaitu SMMA dan Hutan Lingdung Angke dengan metode berjalan kaki menyusuri jalur yang sudah ada. Karena di SMMA jalurnya lumayan panjang di kawasan  ini terdapat dua tim dan di Hutan Lindung satu tim. Tim pertama saya dan danny, tim kedua Adam, ka Diaz dan Marsya dan tim ketiga Khoir, Eci, Panji dan Mas Hendra.

Tim pertama dan kedua tugasnya mendata burung-burung air yang ada di SMMA dan tim ketiga di Hutan Lindung Angke. Saya masuk di tim 1, tim kami melakukan pengamatan dari pertengahan jalur SMMA sampai ujung jalaur SMMA. Kami mulai melakukan pendataan dari jam 09. 20 – jam 11.00 WIB, tim  kami berhasil mendata 10 jenis burung air yaitu:

1.      Pecuk padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris)
2.      Pecuk ular asia (Anhinga melanogaster)
3.      Bambangan kuning (Ixobrychus sinensis)
4.      Belekok sawah ( Ardeola speciosa)
5.      Kokokan laut (Butorides striatus)
6.      Kowak malam kelabu (Nyctycorax nyctycorax)
7.      Kuntul besar (Casmerodius albus)
8.      Cangak abu (Ardea cinerea)
9.       Kareo padi (Amaurornis phoenicurus)
10.   Trinil pantai (Actitis hypoleucos)

Selain kita mendata burung-burung air kami juga mendata burung-burung hutannya sebagai data pribadi kita saja, dari hasil pengamatan kita berhasil mendata 17 jenis burung hutan, yang tidak kalah menariknya dari beberapa jenis burung-burung hutan tersebut kita berhasil mendata dua jenis burung yang terancam punah yaitu Bubut jawa (Centropus nigrorufus) 1 individu dan Jalak putih (Sturnus melanopterus) 2 individu.  Setelah jam 11.00 WIB, kami pun berkumpul untuk menyatukan data-data hasil pengamatan dari ketiga tim tersebut. Hasilnya kita berhasil mendata 15 jenis burung air dan 97 individu, dari 15 jenis burung tersebut jumlah individu terbanyak adalah burung kareo padi (Amaurornis phoenicurus) yaitu 25 individu dan yang terendah adalah bambangan merah (Ixobrychus cinamomenus) dan kuntul besar (Casmerodius albus) 1 individu.
              

Kareo padi (Amaurornis phoenicurus)

Semoga kegiatan ini dapat kita lakukan setiap tahunnya karena mengingat hasil pendataan dari tahun ketahun jumlah individu burung-burung air semakin berkurang, dan juga hasilnya bisa sebagai bahan kampanye terhadap masyarakat dan khususnya generasi muda, karena kita sebagai generasi muda harus lebih peka lagi terhadap kondisi-kondisi lingkungan yang terjadi terutama terhadap satwa-satwanya salah satunya yaitu burung. SALAM LESTARI!!! 



_Gusti Wicaksono_


0 komentar:

Posting Komentar

    Blogger news

    Blogroll